Memiliki anak, adalah sebuah keberkahan yang diberikan oleh Allah kepada orang tua. Anak adalah anugerah terindah bagi setiap pasangan yang menikah. Kehadirannya mampu memberikan warna dan nuansa berbeda kepada keluarga. Namun anak juga amanah. Baik buruk Pendidikan yang kita berikan akan kita pertanggung jawabkan.

Juga pada anak-anak orang tua juga menggantungkan harapan dan cita-citanya. Dan karena harapan dan cita-cita itulah kita tidak ingin anak-anak memiliki kekurangan. Semuanya serba baik, sempurna dan membanggakan. Hingga beragam upaya kita lakukan untuk mewujudkan harapan itu.

Sesungguhnya setiap individu diciptakan Allah dengan keunikan dan kelebihan masing-masing. Karena pada dasarnya kita diciptakan untuk saling melengkapi dan memberi kontribusi yang positif bagi umat manusia dan bagi masa depan masing-masing individu. Manusia dengan segala kekurangannya bukanlah merupakan produk gagal dari ciptaan Allah. Termasuk anak-anak kita pun mereka tentu memiliki kelebihan di samping kekurangannya.

Ketulusan kita untuk menerima anak dengan segala kekurangan mereka, akan membantu kita untuk mampu bertindak bijak dan cerdas dalam mendidik dan membimbing mereka. Tanpa perlu membandingkan antara satu anak dengan anak lain, apalagi membandingkan anak kita dengan anak orang lain karena mereka memang berbeda. Dan tentu lebih adil bagi kita untuk menghargai kemampuan yang mereka miliki daripada sibuk mencari kekurangan-kekurangan yang tentu saja akan terus kita temukan.

Rasulullah SAW adalah manusia yang paling bisa menghargai orang-orang di sekitar beliau. Sahabat - sahabat  Beliau lihat dari sisi kebaikan dan kelebihan mereka hingga mereka mendapat julukan atau kun-yah yang special dari Beliau. Begitu pula terhadap istri - istri Beliau, beliau tonjolkan sifat-sifat dan karakter baik mereka. Hingga setiap orang merasa istimewa di hadapan Beliau.

Sejujurnya, meskipun banyak orang menyadari bahwa kesuksesan tidak melulu ditentukan oleh nilai rapor dan ijazah, atau gelar akademik, namun masih banyak diantara kita yang menghargai anak-anak kita hanya dari kemampuan mereka mengumpulkan nilai rapor. Hingga yang selalu kita ingat dan kita ungkit dihadapan anak adalah tentang ketindakmampuannya untuk sekedar menghadirkan nilai bagus di hadapan kita.

Kita lupa, bahwa tak ada satupun manusia diciptakan dalam kondisi yang sempurna, termasuk anak-anak ini tentu memiliki kelebihan yang akan bermanfaat bagi masa depannya. Karena kecerdasan sejatinya bukan hanya kepandaian di satu bidang tapi bisa jadi pada hal-hal yang justru tidak pernah kita perhitungkan.

Howard Gardner, seorang peneliti di Harvard Graduate School Of Education mendefinisikan kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah atau kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga pada masyarakat. Maka boleh jadi satu masalah diselesaikan dengan cara yang berbeda tapi hasilnya sama.

Kecendungan satu anak dengan anak yang lain tentu berbeda, jika kita memaksa mereka untuk menjadi sama, maka justru akan menghalangi anak untuk berkembang. Sesungguhnya Allah telah membekali setiap orang dengan potensi dan kemampuan yang berbeda. Dan dengan perbedaan itulah kehidupan dunia menjadi seimbang dan variatif karena dengan perbedaan itu sejatinya kita saling melengkapi.

Beragam kecerdasan yang mungkin dimiliki oleh anak-anak, mereka yang pandai berhitung dan menyukai operasi rumit, berarti memiliki kecerdasan logika-matematika, yang pandai berorasi dan mudah belajar Bahasa termasuk Bahasa asing, ia memiliki kecerdasan Bahasa, sedang mereka yang suka berolahraga adalah orang-orang dengan kecerdasan kinestetik, yang suka berternak dan bercocok tanam adalah orang-orang dengan kecerdasan naturalis, yang mudah bergaul memiliki empati kepada orang lain, bisa memimpin tapi juga mau di pimpin adalah orang-orang dengan kecerdasan personal, sementara yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan keberadaan, tujuan hidup, kemana manusia setelah hidup dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ajaran agama, maka ia cerdas secara spiritual. Dan banyak lagi macam kecerdasan yang mungkin dimiliki anak-anak kita, semuanya bermanfaat dan bisa menjadi peluang bagi anak untuk hidup mandiri dan sukses… In Syaa Allah 

Dalam islam kemutlakan mendidik anak ialah menjadikan mereka shalih-shalihah, dan itu tidak bisa di tawar, sementara untuk hal-hal yang bersifat duniawi adalah pilihan, selama tidak melanggar aturan-aturan syariat. Maka kelak, profesi apapun yang mereka tekuni, selama mendatangkan maslahat di dunia maupun akhirat, mengapa tidak?

Tag :