Hari ini, materi menjadi ukuran kesuksesan seseorang, semua memimpikan untuk hidup layak dan berlimpah harga. Karena dengannya segala keinginan akan terwujud, juga pandangan kekaguman manusia akan tertuju padanya. Sampai pada akhirnya mereka merasa tidak lagi butuh kepada agama.
Amal mereka adalah mengejar dunia, dzikir mereka adalah berbicara tentang dunia, hingga tak ada lagi ruang dan waktu untuk memikirkan dan memperjuangkan akhirat. Jangankan memperjuangkannya, memikirkan dan membicarakannya saja, mereka enggan, karena memang mereka tidak siap untuk itu.
Namun, adakah memang untuk ini diciptakan manusia? Hura-hura menjadi aktivitas hariannya, foya-foya jadi kebanggaannya, pesta pora, hingga tak terasa, semua sirna di sisa usia. Tinggal sesal tak terhingga, karena keluarga bercerai berai, harta habis tak tersisa, raga mulai renta, tiada lagi pandangan kekaguman dari manusia, tiada amal untuk bekal Kembali kepada yang pencipta.
Wanita, salah satu jenis makhluk yang Allah ciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Yang secara tersirat Rasulullah mengabarkan bahwa Wanita lebih mudah menyeleweng dari aturan syari’at. Juga sangat mudah tergoda dengan kesenangan dunia. Hingga banyak di antara Wanita yang melupakan tugas hidup dan fitrahnya.
Maka dengan potensi kebengkokannya, Wanita menjadi sasaran empuk bagi iblis sang penggoda durjana. Tak terasa, hal-hal terlarang dan nista dilakukan Wanita meskipun menurutnya baik, atau hal yang luar biasa.
Lihatlah Ketika seorang Wanita bercinta tentang keluarganya, tanpa sadar kadang ia sebenarnya sedang mengeluhkan kekurangan suaminya. Atau Ketika berbagi kabar tentang temannya, tak terasa ia sedang mengghibahnya. Apa saja dibicarakan oleh Wanita, dan semua berpotensi menjadi sarana bermaksiat melalui lisannya.
Belum lagi dalam berpenampilan, niat utama untuk mengikuti perintah Allah menutup aurat agar tidak menjadi sumber fitnah, kadang terabaikan kerena ingin tampil cantik dan modis meskipun tertutup. Hingga beragam mode pakaian dirancang agar tampak menarik Ketika dikenakan dan berbagai macam make up ditempelkan ke wajah, agar manusia mengaguminya. Astagfirullahal’Adzim…
Namun begitu, untuk mengantisipasi perbuatan dosa bagi para Wanita, Allah SWT telah memberikan petunjuk dalam surat Al Ahzab : 33 - 34
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا ٣٣
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا ٣٤
Artinya:
[33:33] dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
[33:34] Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.
Ayat ini sekalipun ditujukan kepada istri-istri Nabi, mestinya kita amalkan dan ikuti, karena para istri Nabi adalah manusia-manusia mulia yang dibimbing langsung oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya. Merekalah manusia yang paling pantas diteladani oleh semua Muslimah di muka bumi ini.
Ada banyak amal ibadah untuk para Wanita yang bisa dilakukan, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir, atau menuntut ilmu. Bahkan sekedar menyelesaikan pekerjaan rumah, melayani suami atau mendidik anak. Dan tinggalnya Wanita di dalam rumah lebih utama karena lebih terjaga dari fitnah, juga karena Wanita bertanggung jawab atas rumah suaminya.
Dan selalu ada prioritas dalam setiap pilihan. Karena setiap kita punya kewajiban yang sesuai dengan posisi dan kondisinya. Tapi satu barometer kebaikan Wanita yang harus kita kejar yaitu sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّلِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” – Hadits Shahih: H.R. Muslim nomor 715 (كتاب الرضاع), An-Nasa’i nomor 3232 (كتاب النكاح), Sunan Ibnu Majah nomor 1855 (كتاب النكاح) dari Shahabat Abdullah bin ‘Amr al-‘Ash radhiyallaahu ‘anhu.
Wanita menjadi perhiasaan dunia bukan karena harta, atau tampilan fisiknya. Tapi ke Shalihan amalnya. Karena harta bisa sirna, kecantikan bisa pudar, tapi hati yang bersih, amal dan akhlak yang baik, akan mendatangkan segala jenis kebaikan, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Sudah sepantasnya bagi seorang Muslimah untuk mengejar kehidupan yang di ridhoi Allah, dengan mengupayakan segala kesungguhan dalam menjalankan sebaik-baik ibadah yang bisa dilakukannya, serta menghindari dosa dan maksiat.
Karena ayat yang artinya: “tidaklah saya (Allah) menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku (Allah),”tidak hanya di tujukan bagi laki-laki saja tetapi untuk semua. Maka seorang Muslimah seharusnya serius mengupayakan bagi kebaikan akhiratnya, dengan mengejar ridho Allah, karena itulah sebaik-baik kehidupan. Meskipun dengan jenis ibadah yang Sebagian berbeda dengan kaum pria. Karena kehebatan ibadah seseorang tidak sekedar bergantung pada jenisnya, tapi niat dan cara mengerjakannya…
Allahua’alam bish shawab…
Tag :